Please, add your self in my guestbook...

Senin, November 03, 2008

Jakarta TAK TERBENDUNG !!!

Jakarta Tak Terbendung

(RAY ASMORO)


Berbangga lah kita menjadi warga negara Indonesia!

Indonesia kita ini kaya raya dan memiliki pesona keindahan yang tiada tara. Bahkan pernah di gambarkan bahwa Indonesia ini bak potongan kecil dari surga. Itu baru dari sisi kekayaan alamnya, keindahan dan pesona budayanya. Sejarah membuktikan betapa orang-orang Indonesia memiliki daya cipta yang adiluhung. Sebut saja misalnya peninggalan sejarah seperti Candi Borobudur. Itu menunjukkan betapa hebatnya daya cipta dan karsa orang-orang tempo dulu di bumi nusantara ini. Dunia pun mengakuinya sebagai sebuah keajaiban.

Sejarah pembangunan di republik ini juga sangat luar biasa. Bahkan kita semua kala itu yakin dan percaya bahwa Indonesia kita ini akan menjadi mercusuar dunia. (Namun sayang, kini tidak pernah terdengar lagi kalimat yang di dalamnya menyimpan pengharapan sekaligus komitmen dan rasa bangga itu. Kalaupun ada yang mengatakan, kalimat itu diucapkannya dengan penuh ragu dan setengah hati).

Banyak ragam bentuk buah cipta karya manusia yang di akui dunia sebagai keajaiban. Sebut saja, menara pissa yang berdiri miring, tembok besar di cina, piramida di mesir, dan sebagainya. Namun ada satu yang luput dari pandangan dunia ; Jakarta!

Mengapa Jakarta? Ada apa dengan Jakarta?

Persoalan Jakarta tidak jauh dari masalah kemacetan dan banjir. Nah khusus tentang banjir, pemerintah setempat telah mengupayakan penanggulangannya dengan proyek banjir kanal, walaupun banyak orang menyangsikan efektifitasnya. Pengerukan lumpur di sungai-sungai Jakarta juga telah dicanangkan (konon katanya sampai akhir desember 2008). Lha kok desember? Itu pertanyaan Sariman. Bukankah desember itu bersamaan dengan datangnya musim hujan? Lagi-lagi ini membuat kita jadi sangsi, seharusnya sebelum datang musim hujan sudah kelar pengerjaannya sehingga ketika hujan datang, air melimpah, bisa tertampung dan mengalir kelaut. Kan begitu logikanya, sepertinya pemkot itu pada ngga memiliki timing awareness, kata Sariman. Eh, kalau jual jas hujan saat musim hujan, kalau jual es cendol saat musim panas, itu baru cerdas.

Belum lagi soal kesadaran warga tentang bagaimana memperlakukan sampah secara bijak. Jika pemerintah tidak memiliki timing awareness, warganya kurang mengerti fungsi dan nilai-nilai. Sungai dan selokan, di jadikan tempat sampah. Ini kan seperti mulut dan anus. Mulut untuk memasukkan makanan, anus untuk membuang kotoran. Apakah anda sadari fungsi itu? Jika tidak, hmmm betapa PILONnya anda.

Dari sisi politis... ”wah saya kira negeri ini terlalu di politisir, sehingga segala sesuatu harus dihitung untung-ruginya secara politis, kalau mau bangun infrastruktur musti dihitung seberapa besar peningkatan perolehan suara di pemilu mendatang”, kata Sariman. Akhirnya bukan mengadakan sesuatu yang memang seharusnya ada, tetapi membuat sesuatu ada hanya jika itu dapat memperkuat pijakan kekuasaan.

Dan Jakarta, adalah kota metropolitan yang unik. Sebagaimana kota Metropolitan, disini tempat semua kepentingan dari semua golongan tumplek bleg. Heterogenitas itu mungkin juga sebagai salah satu yang membuat permasalahan Jakarta semakin kompleks. Tapi apa salahnya dengan heterogenitas? Begitulah, akhirnya kita menjadi orang yang suka salah-menyalahkan satu sama lain dan bukan mengambil tanggungjawab masing-masing dan mengerjakannya secara benar.

Kompas pagi ini (4 November 2008) menurunkan headline ”Obama Sukar Dibendung” dan diatas headline itu terpampang sebuah foto banjir di daerah Bukit Duri. Ya, itulah salah satu kesamaan antara Obama dan Jakarta. Obama sulit dibendung, begitu pula Jakarta, airnya tak terbendung dan menggenang, membanjiri rumah-rumah warga.

Menurut pakar, Jakarta ini memang berada di tanah yang cekung. Bahkan seperti daerah aliran sungai, atau bahkan Jakarta pada hakikatnya adalah sungai. Hmmm, mungkin inilah satu-satunya ibu kota negara di dunia yang dibangun di dasar sungai, harusnya Jakarta menjadi salah satu keajaiban Dunia. Jangankan saat hujan, tidak hujanpun air menggenang.

Dan jika banjir datang, ada yang bersorak gembira. Karena itu sebuah momentum untuk ’jualan’ partai. Lihat saja kejadian yang sudah-sudah, begitu banjir melanda, bendera-bendera parpol berkibar-kibar, bahkan bungkusan nasipun di stempel logo parpol. Ya banjir telah menjadi komiditas. Dan kita menikmatinya.

Tidak ada komentar:

me and my self

Hand Made (lukisan crayon diatas kertas)

mulai 10 Nov 2008...

free counters