FORMULA KOMUNIKASI EFEKTIF (2) – NLP Series
Seperti disinggung sebelumnya, orang bisa berkomunikasi dengan baik jika memiliki kecenderungan yang sama, atau memiliki banyak persamaan. Nah, ini sesungguhnya menjadi peluang bagi kita untuk bisa ’masuk’ dalam membangun komunikasi. Pada umumnya orang cenderung minta dimengerti daripada mengerti orang lain. Kecenderungan ini bisa kita manfaatkan. Kita mengerti dulu untuk bisa dimengerti. Ketika kita hendak menyampaikan sebuah pesan atau informasi, mungkin kita perlu ’mengerti’ dulu orang lain agar ia mengerti kita pada akhirnya.
Itu sebuah konsep sederhana. Sama dengan hukum kausalitas, sebab-akibat. Jika ’akibat’ yang kita inginkan adalah orang mengerti kita, maka kita harus penuhi dulu ’sebab’nya orang bisa mengerti kita yaitu kita berusaha mengerti orang lain. Kenyataannya banyak orang yang tidak peduli dengan konsep ’mengerti dan dimengerti’ ini. Begitu punya maksud langsung tabrak saja sehingga orang justru bingung atau malah tidak respect pada kita.
MEMBANGUN Ke-AKRAB-an
Ihwal komunikasi di NLP (neuro linguistic programming) di sebutkan, “The meaning of communication is the response you get”. Ketika respons orang lain tidak sesuai dengan harapan kita berarti ada yang salah dengan komunikasi kita. Nah, jika ada orang lain, bawahan, istri, suami ataupun audiens tidak paham apa yang kita maksud, tentu itu bukan semata ’kesalahan’ mereka. Mereka tidak memahami karena kita kurang mampu mengkomunikasikan pesan yang kita maksud. Jadi ’ketidakfahaman’ mereka hanyalah ’akibat’ dan itu di’sebab’kan oleh komunikasi kita. Mungkin kita yang tidak peduli denga preferensi mereka, mungkin kata-kata kita kurang menyentuh, mungkin intonasi kita datar-datar saja, mungkin kita bicaranya kurang antusias (fisiologis), dan sebagainya.
Untuk menghindari hal seperti itu perlu dibangun hubungan/keakraban (rapport). Semakin kita bisa akrab, semakin baik hubungan yang kita bina, semakin efektif komunikasi kita. Semakin banyak kesamaan yang bisa kita bangun maka semakin besar peluang menjadi lebih akrab. Pernahkah anda bertemu dengan seseorang yang tiba-tiba berkata ”maaf, sepertinya saya pernah kenal dengan anda, tapi dimana ya...?”. Pernahkan anda mengalami hal itu? Sebenarnya ada 2 kemungkinan. Bisa jadi memang sebelumnya pernah kenal, tapi bisa juga tidak atau belum pernah kenal sama sekali, tetapi karena ia melihat diri anda memiliki banyak kesamaan dengannya atau dengan orang lain yang dikenalnya, anda menjadi tidak asing baginya, ia seperti melihat dirinya sendiri atau melihat sahabat yang dikenalnya itu.
TEKNIK MATCHING AND MIRRORING
Namanya juga ’matching’ yang secara harafiah bisa diartikan kesesuaian. Maka yang kita lakukan adalah menyesuaikan diri kita kepada orang lain. Contohnya kalau kita bicara dengan seseorang yang sedang duduk, maka lebih baik kita juga duduk sejajar, sehingga yang bersangkutan tidak merasa terintimidasi. Jika kita bicara dengan anak kecil, maka lebih baik kita menurunkan badan atau jongkok (seperti yang sering dilakukan oleh Lady Di yang sudah ’die’ itu). Kalau sedang presentasi produk dihadapan beberapa direktur misalnya, ada baiknya kita menyesuaikan tampilan kita, misalnya mengenakan dasi atau berpakaian rapi, sehingga tercipta kesejajaran. Kalau orang yang kita ajak bicara suka dengan tema-tema politik atau budaya, cobalah ikuti dan sesuaikan tema pembicaraan anda dengannya. Jadi segala hal yang bisa kita sesuaikan, kita sesuaikan. Tujuannya adalah untuk membangun kedekatan dan keakraban.
TEKNIK PACING-LEADING
Teknik ini sebenarnya integral dengan kedua teknik diatas. Pacing yang juga bisa kita artikan menyamakan, tujuan dari ’pacing’ adalah leading. Seperti halnya ketika anda melakukan PDKT dengan seorang gadis, mula-mula anda melakukan ’pacing’ habis-habisan. ”dik.. sukanya makan apa?” Si Gadis menjawab, ”saya suka baso, mas..”. Anda lalu bilang ”sama dong.. kalo gitu kita makan baso yukk...” walaupun sebenarnya anda tidak begitu suka baso. Thats called ’pacing’.
Dalam bisnis itu berlaku juga. Saat ketemu calon pembeli, seorang sales harus bisa melakukan ’pacing’. Kecuali ia datang langsung beli, anda tidak perlu ’pacing’. Nah kebanyakan sales yang saya temui, mereka tidak ada yang melakukan pacing, maunya ’leading’ melulu. Misalnya dengan mengatakan, ”maaf pak, ada tawaran menarik dari kartu kredit X, boleh pinjam KTPnya pak..?” hmmm...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar