Please, add your self in my guestbook...

Rabu, Juli 02, 2008

APES...

APES

(Ray Asmoro)


“Bodoh lu, kok bisa ketangkap? Ditempat umum, lagi!”

“Iya, gue lagi sial nih. Nggak nyangka kalau KPK ngincer gue.”

“Apa lu nggak tau KPK lagi tebar ranjau dimana-mana?”

“Ah, udahlah, namanya juga lagi sial!”

(kompas, 2 Juli 2008, hal. 6)


Lagi-lagi terungkap korupsi yang dilakukan oleh anggota DPR yang terhormat itu. Bulyan Royan, anggota DPR dari fraksi Partai Bintang Reformasi telah ditetapkan sebagai tersangka. Saya jadi ingat ketika beberapa waktu lalu ada anggota DPR yang berniat menggugat Slank karena lagu yang sarat kritik lantaran Slank memotret realita dan menuangkannya lewat syair yang jujur dan lugas. Namun kemudian rencana gugatan itu urang dilakukan. Beberapa jam setelah rencana gugatan itu, seorang anggota dewan yang terhormat, tertangkap tangan atas kasus dugaan korupsi. Edan!!!


Lebih naïf lagi, Survey Transperency Indonesia menunjukkan, masyarakat menilai DPR sebagai salah satu lembaga terkorup. Lagi-lagi hasil survey ini dipertanyakan validitasnya, karena memang sulit untuk dibuktikan. Tapi dengan adanya beberapa kasus dugaan korupsi yang dilakukan oleh anggota dewan, masyarakat tentu semakin yakin bahwa di lembaga itu memang gudangnya korupsi.


Maka dialog imajiner diatas, yang ditulis oleh Pak Rocky Gerung, sangat masuk akal dan bisa jadi begitulah realitasnya. “Sial” dalam dialog diatas menunjukkan bahwa kegiatan tersebut sebenarnya adalah hal yang lumrah dilakukan. Seperti ketika pengendara motor terjatuh, tidak ada yang menyerempet, tidak juga sedang mengantuk, kecepatan juga tidak lebih dari 40 km perjam, hanya melewati lubang jalan yang tidak juga dalam, terpeleset jatuh hingga patah kaki. Padahal ia sudah biasa mengendarai motor setiap hari sejak 15 tahun lamanya, dan selama berkendaraan 15 tahun tidak pernah celaka sama sekali. “Ya, namanya juga lagi apes…”


Atau misalnya, ada kawan saya di kampung yang bernama Sariman. Dikampung, dia dikenal paling lihai dalam memanjat pohon kelapa. Tetangga-tetangga sering minta tolong Sariman untuk memetikkan buah kelapa. Dia memanjat selihai bajing (tupai). Tapi ka nada pepatah, selihai-lihainya tupai meloncat, akhirnya jatuh juga. Apes, namanya. Begitu juga dengan Sariman. Pada suatu hari ia diminta tetangga untuk memetik beberapa buah kelapa, belum sampai diatas Sariman tergelincir dan jatuh, gubraaakkk!!! “Ya, namanya juga lagi apes…”


Maka kata “sial” yang searti dengan kata, naas, apes, bahwa sebenarnya sesuatu tindakan itu sebenarnya sudah biasa dan lumrah dilakukan tetapi karena alam semesta sedang tidak mendukung sehingga mengakibatkan peristiwa yang diluar kendali kita. Dan kejadian “apes” yang menimpa anggota dewan atas kasus korupsi diatas apakah benar-benar indikasi bahwa perbuatan korupsi memang hal lumrah di lembaga terhormat itu?


How do you think…?

Tidak ada komentar:

me and my self

Hand Made (lukisan crayon diatas kertas)

mulai 10 Nov 2008...

free counters