Please, add your self in my guestbook...

Selasa, April 07, 2009

ORANG BODOH mempertanyakan demokrasi...

Hampir semua dari kita pasti bisa melihat korelasi antara demokrasi dan uang. Padahal demokrasi adalah sebuah sistem pemerintahan yang konon di yakini banyak orang sebagai yang terbaik yang pernah ada. Tetapi ongkos yang harus dikeluarkan untuk demokrasi ini sedemikian besar. Apalagi di saat-saat menjelang pemilu seperti sekarang.

Cobalah anda hitung (saya sih males hitungnya), seberapa besar dana yang dikeluarkan oleh parpol untuk belanja iklan, seberapa besar dana yg dikeluarkan para caleg untuk memperkenal-kenalkan wajah culunnya itu kepada khalayak ramai... (karena saya tidak menyukai matematika, walaupun saya suka duit, jadi saya males menghitung2 hal2 seperti itu) Konon kabarnya sangat besar.. sebesar apa? Mbuh, jangan nanya lebih jauh soal hitung2an itu pada saya.Seperti jajak pendapat yg dimuat Kompas hari ini (16 maret 2009), "Kampanye Tiba, Uang Pun Bicara".

Pemikiran saya begini, kegiatan kampanye itu tidak ada korelasinya sama kesejahteraan rakyat, kalaupun ada, ya terlalu jauh. Kampanye lebih dekat di hubungkan dengan cara menuju ke kursi kekuasaan, kedudukan, seperti itulah. Saya bilang kegiatan kampanye jauh korelasinya dari 'kesejahteraan rakyat' karena walaupun mereka bilang 'siap berjuang untuk rakyat' tetapi tidak ada garansi sama sekali kalau mereka sampai pada kursi parlemen terus mereka keingetan dengan slogan-slogan yang mereka tebar di setiap sudut jalan itu. Prekkk!

Tapi ya begitulah mekanisme demokrasi. Kampanye, perebutan kursi kekuasaan, propaganda politik, tarik-menarik kepentingan, dsb., itu semua bagian dari demokrasi, dan celakanya ongkosnya sangat besar. Uang lah yang menentukan. Bahkan di Kompas tadi itu disebutkan "KEKUATAN UANG BAHKAN TERBUKTI MAMPU 'MEMBELI' WAJAH KOLOM-KOLOM SURAT KABAR DAN ARAH EDITORIAL MEDIA". Apa ndak hebat itu?

Jadi sebenernya kita itu menganut paham apa? Lha kalau demokrasi sedemikian mahal ongkosnya sementara tidak ada pula jaminan kesejahteraan bagi ummatnya, sodara-sodara kita di Porong juga tetep saja terlantar, sodara-sodara kita yang petani juga tetep saja megap-megap karena harga gabah tidak memuaskan sementara pupuk langka, minyak tanah di konversi ke elpiji tapi di pasaran tidak ada pasokan elpiji, katanya negeri kaya melimpah bahkan ada yang bilang saking indah dan melimpahnya kekayaan Indonesia, di ibaratkan Indonesia ini penggalan dari surga, tapi tidak memiliki kemandirian ekonomi.. lha terus apa sebenarnya yang di dapatkan dari demokrasi ini?

Tidak ada komentar:

me and my self

Hand Made (lukisan crayon diatas kertas)

mulai 10 Nov 2008...

free counters