Setiap kita berpotensi menjadi jujur. Bahkan secara ekstrim bisa dikatakan bahwa kebohongan itu tidak benar-benar ada. Penipuan itu tidak sungguh-sungguh ada. Karena ketika kita berbohong sebenarnya kita tahu bahwa kita bohong, dan hati kecil kita mengakui dusta kita. Ketika kita menipu sebenarnya kita tahu bahwa itu kita sedang berbuat culas. Jadi kebohongan ataupun penipuan itu tidak sungguh-sungguh ada.
Yang ada adalah kebenaran-kebenaran yang tak sempat tersampaikan, tak sempat terucapkan. Kejujuran yang tidak kita beri ruang keleluasaan untuk menunjukkan eksistensinya. Dan dusta adalah rekayasa nyata atas kebenaran-kebenaran. (R)Selasa, Maret 25, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
siip...betul sekali itu,sobat.
betul? hahh?? saya sendiri juga sedang mempertanyakan kebenaran kalimat saya itu... hmmmm... thx ya..
wecks... hari gini mau jujur??
yg ada ditipu melulu, mas! atau kalau gak ya cuma dapet jujur kacang ijo di warung sebelah rumah, hehe...
lagipula masuk surga emang syusahh..
Posting Komentar